Alhamdulillah, perwakilan PK IMM Unlam
Banjarmasin berkesempatan hadir dalam Pembukaan Musyawarah Wilayah XIII
Nasyiatul Aisyiyah yang mengusung tema “Gerakan Perempuan Muda Berkemajuan
untuk Kemandirian Bangsa” pada Sabtu (20/5/2017) kemarin di Aula Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin. Musywil XII NA ini masih berlanjut hingga hari ini
(20-21/05/2017).
Pembukaan Musywil XIII NA kemarin
dilanjutkan dengan diskusi buku yang berjudul "Takziah Muhammadiyah untuk
KH. A. Hasyim Muzadi" yang
diselenggarakan oleh Majelis Pustaka dan Infomasi (MPI)), Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah (PWM) Kalimantan Selatan. Diskusi ini dipimpin oleh Bapak Muhazir Fanani, S. Th.I sebagai moderator yang merupakan sekretaris MPI PWM Kalsel, dan
diisi oleh tiga pemateri yakni Prof. Dr. H. Ahmad Khairuddin, M.Ag selaku
Rektor Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Drs. KH. Syarbani Haira, M.Si selaku Ketua Umum Pimpinan Wilayah NU Kalimantan Selatan, dan Arif Zamhari,
Ph.D selaku perwakilan keluarga (Alm) KH. A. Hasyim Muzadi yang tak lain adalah
menantu beliau.
Buku yang diterbitkan PT Media Baca dan ditulis oleh
tokoh-tokoh dan aktivis Muhammadiyah seperti mantan ketua umum PP Muhammadiyah
Din Syamsuddin, sekretaris umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Wakil Ketua
Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah Sudarnoto Abdul Hakim, dan lain-lain yang
kesemuanya merupakan aktivis Muhammadiyah berjumlah 20 orang mendapat beberapa
testimoni terkait buku tersebut secara umum maupun KH. A. Hasyim Muzadi secara khusus
yang disampaikan oleh beberapa tokoh seperti dilansir dalam muhammadiyah.or.id,
diantaranya
“Buku ini diharapkan
mampu mendorong kedekatan NU dan Muhammadiyah dalam banyak hal termasuk paham
keagamaan, meski dalam bidang politik selalu ada perbedaan, namun janganlah
menunjukan perbedaan di depan umum secara terbuka,” –Din Syamsuddin, Mantan
Ketua Umum PP Muhammadiyah.
“Beberapa kali diskusi
panjang dengan Kiyai Hasyim yang perhatiannya terhadap bangsa ini luar biasa,
terakhir diskusi sebelum meninggal, beliau prihatin dengan para ulama kita
sekarang ini. Kiyai Hasyim di bidang politik juga sangat konsen termasuk
perkembangan politik di tempat beliau, Jawa Timur,” –Zulkifli Hasan, sahabat
dekat KH. A. Hasyim Muzadi
“Beliau multitalenta
dan berada di banyak spektrum mulai dari politik sampai seorang ulama, saya kira
kalau dia di tengah-tengah NU dia tidak menunjukan bahwa di tidak fanatik
dengan NU, kalau dia berada di tengah-tengah umat islam juga tidak menunjukkan
bahwa dia seorang NU yang fanatik tapi kalau dia di tengah-tengah yang beragam
dia seorang nasionalis sejati,” –Muhadjir Effendy, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI
Sosok KH. A. Hasyim
Muzadi memang sangat disegani oleh berbagai orang.
Pemikiran beliau yang
begitu komprehensif meninggalkan kesan yang begitu mendalam, terutama bagi
orang-orang yang bersentuhan langsung dengan keidahan budi pekerti beliau.
Seperti yang disampaikan Bapak Arif Zamhari pada diskusi buku kemarin, beliau berbeda
dari kebanyakan alumnus Ponpes Gontor yang notabenenya selepas lulus dari
Gontor bermaksud membangun Ponpes serupa atau mengadopsi gaya Ponpes Gontor, KH. A. Hasyim Muzadi justru
membangun Ponpes Modern. Hal ini menunjukkan keberkembagan dan betapa luasnya
pemikiran beliau. Bapak Arif Zamhari pada diskusi buku kemarin, juga mengabarkan
tentang telah dibangunnya Ponpes Modern Putri sebagai lanjutan dari perjuangan
sang mertua yang mana InsyaAllah Ponpes tersebut akan buka sejak tahun ini.
KH. A. Hasyim Muzadi pernah
berpesan untuk menjaga ukhuwah Islam, beliau minta kita sebagai umat besar perlu
perekat terus menerus perlu kesabaran. Menurut beliau juga, persatuan itu
adalah persatuan karena iman, begitulah kira-kira yang disampaikan HaedarNashir seperti dilansir dalam khazanah.republika.com, saat ini momentum yang
tepat untuk tokoh Islam adalah merekatkan hati dan pikiran untuk suatu
kepentingan besar. Beliau juga menegaskan, sisihkan ego masing-masing untuk
kepentingan khusus.
Billāhi fī sabīlil haq.
Fastabiqul khairat.
(hs.nst)
0 komentar:
Posting Komentar