Kamis, 25 Mei 2017





Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, Immawati PK IMM Unlam Banjarmasin berkesempatan menghadiri diskusi yang diselenggarakan oleh Bidang Immawati PK IMM UIN Antasari pada hari ini, Kamis (25/5/2017) di Aula SD Muhammadiyah 9 Banjarmasin. Diskusi ini diselenggarakan dalam rangka Milad ‘Aisyiyah ke-100 dan mengangkat tema “Pengaplikasian Keteladanan Nyai Walidah dalam Diri Kader Putri Muhammadiyah”

Kegiatan ini dimulai dengan materi pengantar dari Ibunda Hj. Wadiyah, S.Pd dari Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Kalimantan Selatan dan Ibunda Siti Baroroh sebagai perwakilan dari Nasyi’atul ‘Aisyiyah. Ibunda Wadiyah menyampaikan sejarah perjuangan Nyai Walidah. Nyai Walidah merupakan pejuang wanita pada tiga zaman besar dalam sejarah Indonesia yakni masa penjajahan Belanda, masa penjajahan Jepang, dan masa pascakemerdekaan Indonesia.

Siti Walidah lahir di desa Kauman, Yogyakarta pada 1872M. Putri ke-4 Ki Penghulu Muhammad Fadlil, penghulu Keraton Yogyakarta pada masanya dari tujuh bersaudara. Perjuangannya membimbing agama Islam dan ibu-ibu, gadis, dan remaja putri di lingkungannya tercatat oleh sejarah. Beliau menekankan dan membiasakan untuk senantiasa hidup sederhana, disiplin, jujur, suka menolong, berwawasan luas, cerdas, simau berkorban untuk orang lain. 


Nyai Walidah adalah pejuang yang mengangkat harkat dan martabat kaum wanita serta gigih dalam membina umat. Sejarah merekam keberhasilan Nyai Walidah dalam bidang pendidikan meskipun beliau sendiri tidak mengenyam pendidikan formal. Atas partisipasinya yang begitu besar dalam membangun masyarakat, pada tanggal 22 September 1971 pemerintah RI mengangkat beliau menjad Pahlawan Nasional dengan nomer pengesahan no.42/TK/tahun 1971. Ibunda juga menceritakan tentang begitu banyak keteladanan dari Nyai Walidah yang perlu bahkan harus diteladani dan diaplikasikan oleh putri Muhammadiyah secara khusus dan muslimah secara umum dalam kehidupan.

Kami mengutip pesan-pesan Nyai Walidah di akhir usianya dari penyampaian Ibunda Siti Wadiyah,

Saya titipkan Muhammadiyah dan Aisyiyah kepadamu, sebagaimana Kiyai Ahmad Dahlan berpesan kepada kaliyan..
Agar menjaga semangat hidup Muhammadiyah
Aku titipkan Muhammadiyah kepada kalian agar dijaga dan dipelihara dengan sungguh-sungguh.

            Nyai Walidah tutup usia pada Jum’at, 31 Mei 1946. Rahimahallah.

            Semoga Immawati dapat meneladani setiap keteladanan Nyai Ahmad Dahlan, lillahi ta’ala.



Billāhi fī sabīlil haq.

Fastabiqul khairat.




(hs.nst)

Tagged: , ,

0 komentar:

Posting Komentar