Minggu, 22 Oktober 2017

Alhamdulillāh.
Hamdan wa syukran lillāh! Ash-shalātu wassalāmu 'alā Rasulillāh. Ammā ba'du.
Telah lahir tiga belas kader dalam perkaderan pertama dan utama tingkat dasar, Darul Arqam Dasar (DAD) ke-2 PK IMM Unlam Banjarmasin yang dilaksanakan pada Kamis s/d Ahad (12-15/10) lalu. DAD II ini diMOTori secara langsung oleh Ketua Umum PK IMM Unlam Banjarmasin, IMMawan Akhmad Sholihin. Waktu terus berjalan, hari demi hari silih berganti, estafet kepemimpinan juga akan senantiasa berotasi. Perkaderan ini adalah salah satu jalan yang ditempuh dalam rangka melahirkan kader-kader penerus.

Sebagaimana biasa, DAD menyuguhkan berbagai materi tentang Islam, Persyarikatan, dan Organisasi. Pada perkaderan kali ini, tema yang diangkat adalah "Menumbuhkan semangat berorganisasi menuju akademisi muslim berkemajuan". Tema ini dibuat bersamaan dengan penyelenggaraan Talkshow dan Masa Ta'aruf (Masta) pekan sebelumnya dengan topik yang sama, di mana tema yang diangkat dalam Talkshow dan Masta saat itu ialah Berorganisasi dan Tetap Berprestasi. Hal ini merupakan salah satu upaya pemanfaatan momen, yakni tahun ajaran baru, dimana sebagian mahasiswa lulus dan meninggalkan kampus, dan sebagian lain bertandang datang sebagai mahasiswa baru. Tidak sedikit dari mahasiswa yang enggan berorganisasi karena takut akademisnya terganggu. Padahal, tidak semua mahasiswa organisatoris bermasalah dalam akademis. Pun, tidak semua mahasiswa akademis benar-benar maksimal akademisnya. Di sinilah kita ingin menjalankan peran, berbagi motivasi dan saling menanamkan kesadaran, bahwa persepsi-persepsi itu harus diperbaiki. 


Dengan dilaksanakannya Darul Arqam Dasar II PK IMM Unlam Banjarmasin, diharapkan kader-kader baru benar-benar terlahir sesuai dengan tema yang diangkat, turut mengambil bagian dalam perjuangan untuk Dinul Islam dan Persyarikatan serta Ikatan, melanjutkan estafet kepemimpinan dengan ikhlash, dan ber-istabiqul khairat di manapun ia berada. Selamat datang dalam keluarga besar Persyarikatan dan Ikatan wahai IMMawan dan IMMawati.




Billāhi fī sabīlil haq.

Fastabiqul khairat.




(hs.nst)

Senin, 09 Oktober 2017


Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM) Banjarmasin pada Sabtu (7/10) mengadakan Talk Show yang berjudul “Bukan Mahasiswa Biasa” dengan slogan "Berorganisasi dan Tetap Berprestasi" di Aula Perpustakaan Pusat Lantai 1 UNLAM Banjarmasin.
Talk Show tersebut PK IMM UNLAM Banjarmasin menghadirkan Prof. Dr. Ahmad Alim Bachri, SE, M.Si, Wakil Rektor 1 Universitas Lambung Mangkurat (Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), Dr. H. Sarbaini, M.Pd, Dosen UNLAM (Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Selatan), dan M. Abid Mujaddid Founder Teach And Trip (Ketua Bidang Hikmah PC IMM Kota Banjarbaru).
M. Abid Mujaddid memaparkan tentang kehidupan mahasiswa dan dinamikanya berdasarkan realita dengan sangat terstruktur, mulai dari jenis-jenis kegiatan mahasiswa, hingga bagaimana seharusnya mahasiswa agar waktunya tidak sia sia. 




Tiga kompetensi dasar IMM cukup untuk menggambarkan dengan ringkas, namun tetap kaya isi. Tiga kompetensi dasar tersebut ialah religiusitas, yakni bagaimana kita sebagai mahasiswa menjaga tata krama, moral, dan agama. Intelektualitas, tentang bagaimana kita sebagai mahasiswa memiliki nilai intelektual yang tinggi, kritis, mampu menganalisis. Humanitas, bagaimana kita sebagai mahasiswa yang berkepedulian sosial.
Selanjutnya, Ayahanda Ahmad Alim Bahri juga menyampaikan bahwa setiap manusia adalah pemimpin dan kemampuan memimpin bermula dari memimpin diri sendiri. 


“Dalam memimpin tentunya diperlukan adanya pengalaman maka dari itu dengan berorganisasi kita bisa mengembangkan kualitas diri menjadi lebih baik lagi. Banyak hal yang tidak kita dapat dibangku perkuliahan dan hanya kita dapat di organisasi seperti teknik lobby, tata cara persidangan, cara berpidato dan banyak hal lainnya. Hal tersebut juga nantinya membuat kita dapat mengaplikasikan berbagai pengetahuan tersebut kemasyarakat,” 
Bahwa untuk mencapai impian, bahkan sekedar untuk mendapat pekerjaan, angka yang didapat dari bangku perkuliahan bukanlah modal tunggal, sebab ada modal yang pada kondisi tertentu--seringkali--lebih berperan. Pengalaman, teman, manajemen diri, aksi, dan relasi. Begitu kira-kira wejangan Ayahanda Ahmad Alim Bachri.
Bersamaan dengan acara ini, PK IMM Unlam juga melaksanakan Masa Ta'aruf dalam rangka memperkenalkan Muhammadiyah dan IMM secara umum kepada mahasiswa, khususnya mahasiswa Unlam, mengingat umur PK IMM Unlam yang memang masih terbilang muda sehingga belum banyak dikenal di kampus.


Dalam penyampaian materi tentang "Pola Pikir Berkemajuan", Ayahanda Sarbaini menegaskan bahwa Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang menjunjung tinggi dan berlandaskan Al Qur'an dan As Sunnah, menganut prinsip wasathiyyah (moderat), dan pergerakan berkemajuan. Ayahanda juga menghimbau agar kita semua mengambil pelajaran dari mana saja, dan berkawan dengan siapa saja. Bahwa kita disatukan dalam satu komunitas besar yakni Al Islam. 
Harapan dari terselenggaranya kegiatan ini ialah menumbuhkan kesadaran dalam diri mahasiswa, bahwa menjadi mahasiswa bukan sebatas belajar dan mencari gelar, tapi juga membawa perubahan menuju kebaikan dalam tatanan sosial.

Billāhi fī sabīlil haq.

Fastabiqul khairat.




(hs.nst)

Kamis, 05 Oktober 2017



Tidak sedikit dari masyarakat, bahkan ada dari warga Muhammadiyah sendiri yang mempertanyakan mengapa Muhammadiyah tidak berpegang pada satu madzhab sebagaimana organisasi keislaman lainnya yang menyatakan, atau setidaknya berkecenderungan kepada suatu madzhab tertentu. Bahkan, ada yang lebih ekstrim mengatakan bahwa Muhammadiyah anti madzhab. Wallaahu waliyyuttaufiiq. Sebelum berasumsi dan memprediksi lebih-lebih memvonis pasca timbulnya pertanyaan tersebut, sebaiknya kita simak penjelasan tentang itu dari sumbernya langsung. Mari J

“Tidak mengikat diri kepada suatu madzhab, tetapi pendapat-pendapat madzhab dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menetapkan hukum, sepanjang sesuai dengan jiwa al-Quran dan as-Sunnah atau dasar dasar lain yang dipandang kuat”

Kutipan tersebut merupakan salah satu bagian dari pokok-pokok Manhaj Majlis Tarjih, yang mana dari sana dapat kita pahami bahwa Muhammadiyah memang tidak terikat pada salah satu madzhab. Namun, bukan berarti Muhammadiyah menolak/anti dengan madzhab, sebab di sana juga disebutkan bahwa pendapat madzhab dapat menjadi bahan pertimbangan. Muhammadiyah tentu menghormati para mujtahid muthlaq  termasuk Imam-imam madzhab, namun bagaimana pun juga pendapat-pendapat para imam tidaklah memiliki kebenaran secara mutlak sebagaimana kebenaran al-Quran dan as-Sunnah ash-Shahihah. Pendapat-pendapat para imam tersebut sangat erat kaitannya dengan keadaan semasa hidup mereka, dimana pasti akan terdapat hal-hal yang kurang relevan dengan apa yang kita temui di masa ini.
Muhammadiyah berusaha melakukan apa yang Rasulullah sabdakan, dari Anas bin Malik
“Aku telah meninggalkan kepadamu sekalian dua perkara, tidak akan tersesat kamu selama berpegang teguh dengan keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya.” (Al Muwaththa’)
Serta apa yang dikatakan oleh Imam Ahmad bin Hanbal yang merupakan salah satu dari Imam Madzhab, yakni
“Janganlah engkau taqlid kepadaku, demikian juga kepada Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Auza’i, dan Imam ats-Tsauri. Namun, ambillah (ikutilah) dari mana mereka (para Imam itu) mengambil (yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah).

Singkatnya, tidak mengikuti madzhab-madzhab tertentu bukan berarti tidak menghormati pendapat para Imam fuqaha, namun hal ini justru langkah untuk menghormati mereka karena mengikuti metode dan jalan hidup mereka serta melaksanakan pesan-pesan mereka agar tidak bertaqlid. Jadi, sebenarnya hal penting yang perlu diikuti adalah menggali pendapat itu dari sumber pengambilan mereka yaitu al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW yang tidak diragukan lagi kebenarannya.

Wallaahu a’lam.


Sumber bahan: Fatwa Tarjih

Billāhi fī sabīlil haq.

Fastabiqul khairat.




(hs.nst)

Senin, 02 Oktober 2017


Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengucapkan Selamat dan Sukses! atas terselenggaranya Masta dan DAD XI Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Universitas Islam Negeri Antasari. Masta (Masa Ta'aruf) telah dilaksanakan di Aula Perpustakaan UIN Antasari pada Sabtu, (13/9) dengan diisi beberapa materi yang memberikan pencerahan kepada hadirin, tentang persyarikatan dan keIMMan, serta semangat-semangat baru dalam menjalani kehidupan di tanah perantauan, masa muda dengan predikat mahasiswa.

Mentari terus meninggi dan pada akhirnya akan kembali, tenggelam di ufuk barat. Hari baru diusung pada keesokan harinya dengan sang fajar sebagai pertanda, bahwa hari baru akan dimulai. Mentari baru siap bersinar agar bumi tetap berbinar. Demikianlah mengapa perkaderan senantiasa ada, estafet kepemimpinan harus terus bergulir bersamaan dengan sejarah yang terus terukir.

DAD XI yang dilaksanakan di Masjid Al Mukhlishin, Muhammadiyah Cabang Banjarmasin 9 pada Kamis-Ahad, (28/9-1/10) lalu telah melahirkan 22 kader, calon-calon penerus estafet kepemimpinan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, wa bil khusus Pimpinan Komisariat IMM UIN Antasari. Ahlan wa sahlan. Selamat datang kami ucapkan kepada IMMawan dan IMMawati sekalian. Welcome to the big family, Muhammadiyah Student Association

"Berikan aksi nyata, bukan sekedar kata-kata!" IMMawan Airul Syahrif, Ketua Umum PK IMM UIN Antasari


Billāhi fī sabīlil haq.

Fastabiqul khairat.




(hs.nst)