Kamis, 01 November 2018

Menristekdikti muhammad Nasir


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) meluncurkan Peraturan Menristekdikti (Permenristekdikti) Nomor 55 Tahun 2018 tentang Pembinaan Ideologi Bangsa dalam Kegiatan Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi. Peluncuran Permenristekdikti tersebut sebagai upaya pemerintah menekan paham-paham intoleran dan radikalisme di kampus.
Menristekdikti Mohammad Nasir menyampaikan, berdasar pada survei Alvara Research Center dengan responden 1.800 mahasiswa di 25 Perguruan Tinggi diindikasikan ada sebanyak 19,6 persen mendukung peraturan daerah (Perda) Syari'ah. Lalu 25,3 persen diantaranya setuju dibentuknya negara Islam, 16,9 persen mendukung ideologi Islam, 29,5 persen tidak mendukung pemimpin Islam dan sekitar 2,5 persen berpotensi radikal.

Untuk itu, Permenristekdikti ini dinilai langkah tepat untuk mengawal ideologi bangsa yang mengacu pada empat pilar kebangsaan yaitu UUD 1945, Pancasila, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

"Dalam rangka pembinaan ideologi bangsa ini saya keluarkan permenristekdikti 55 tahun 2018. Dalam permen tersebut perguruan tinggi wajib memberikan pembinaan kebangsaan bagi semua mahasiswa," kata Nasir usai Peluncuran Permenristekdikti No. 55 Tahun 2018 di Gedung Kemenristekdikti, Senin (29/10).

Menurut Nasir, dalam Permenristekdikti tersebut juga mengatur agar semua kampus wajib membentuk Unit Kegiatan Mahasiswa Pengawal Ideologi Bangsa (UKMPIB). UKMPIB berada di pengawasan rektor dan mahasiswa organisasi ekstra boleh bergabung dan menjadi salah satu pengawal ideologi dalam UKMPIB.

Dengan adanya Permenristekdikti Nomor 55 Tahun 2018, Surat Keputusan (SK) Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor 26/DIKTI/KEP/2002 Tentang Pelarangan Organisasi Ekstra Kampus atau Partai Politik dalam Kehidupan Kampus tidak berlaku lagi. Meski begitu, lanjut Nasir, simbol-simbol organisasi ekstra seperti bendera dan lainnya tetap di larang beredar di dalam kampus.

"Nah kami mewadahi mahasiswa organisasi ektra ini diwadah UKMPIB dan nanti yang tanggung jawab rektor. Politik praktis tetap dilarang, karena ada satu kejadian di dalam kampus hanya dimonopoli oleh sekelompok orang, tidak boleh lagi begitu. semua pihak harus dilibatkan," jelas Nasir.

Dia menyatakan, dalam waktu dekat Kemenristekdikti juga bakal mengumpulkan para rektor atau wakil rektor bidang kemahasiswaan bersama seluruh ketua umum organisasi ektra. Dengan harapan, pihak rektorat dan organisasi ektra bisa sejalan dan sepaham dalam mengawal ideologi bangsa.

Sumber foto grup IMM PTN/PTS
               
https://breakingnews.co.id/read/okp-kembali-masuk-kampus-setelah-permen-55-tahun-2018-diteken

Dilansir dari breakingnews.co.id. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengesahkan peraturan menteri (permenristekdikti) Nomor 55 Tahun 2018, tentang Pembinaan Ideologi Bangsa.
Dengan adanya Permenristekdikti tersebut, kini Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) antara lain Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), hingga Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) diperbolehkan masuk kampus.
“Dalam Permenristekdikti Nomor 55 Tahun 2018, pasal 1 berbunyi, perguruan tinggi bertanggungjawab melakukan pembinaan ideologi bangsa, NKRI, UUD dan Bhineka Tunggal Ika dalam kokurikuler, intrakurikuler, dan ekstrakurijuler,” kata Menteri Nasir pada Senin (29/10) dalam konferensi pers di Kantor Kemristekdikti Jakarta.
Pembinaan ideologi tersebut, lanjut Nasir, nantinya akan terealisasi dalam bentuk Unit Kegiatan Mahasiswa Pengawal Ideologi Bangsa (UKM PIB). Sementara anggotaya terdiri dari perwakilan seluruh OKP atau organisasi ekstra kampus yang berada di perguruan tinggi masing-masing, di bawah pengawasan rektor.
“Sekarang yang terjadi, OKP liar di dalam kampus. Dianggap outsider. Sementara mereka ingin mengembangkan demokrasi dengan baik, Jangan sampai ukm ini jadi provokator, tapi mediator, semua dikendalikan oleh rektor” kata Menristekdikti.
Sebelumnya, dalam Keputusan Direktur Jenderal Nomor 26/DIKTI/KEP/2002, pemerintah melarang segala bentuk organisasi ekstra kampus di perguruan tinggi, sebagai kelanjutan dari normalisasi kehidupan kampus (NKK). Namun menurut Nasir, peraturan tersebut malah menyuburkan berkembangnya ideologi radikalisme dan intoleranisme di lingkungan kampus.
Karena itu, Nasir menganggap penting untuk menggandeng kembali seluruh OKP yang sebelumnya sempat `terbuang`, agar menguatkan ideologi kebangsaan di tengah-tengah mahasiswa.“Jadi nantinya silahkan mahasiswa melakukan kaderisasi, yang penting tidak ada radikalisme. Dan paling penting, ideologi bangsa harus dominan,” terang Nasir

Sumber: https://breakingnews.co.id/read/okp-kembali-masuk-kampus-setelah-permen-55-tahun-2018-diteken

Rabu, 12 September 2018


Banjarmasin, Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin Melalui Bidang Pada (12/09) Mengadakan Lapak Baca dan Diskusi Pinggiran “Pentingnya Literasi Bagi Akademisi” di Lapangan Terbuka (Open Space)ULM Banjarmasin.
Menggelar lapak baca menjadi kegiatan rutin yang di laksanakan setiap hari Rabu mulai dari pagi hingga sore yang akan ditutup dengan dilaksanakannya diskusi pinggiran dengan tema yang berbeda setiap minggunya.
IMMawati Aulia Kurnia Wati, Ketua Umum PK IMM ULM Banjarmasin menyampaikan bahwa terlakasnyanya kegiatan tersebut merupakan hasil kegelisahan kader IMM ULM Banjarmasin tentang kurangnya minat membaca generasi muda sekarang ini.
“Kader IMM Khususnya IMM ULM Banjarmasin sering mengkaji terkait minat baca yang kurang dikalangan generasi muda sekarang sekarang lebih suka membaca melalui Gadget dari pada buku ini selain itu juga budaya duduk melingkar sambil berdialektika atau berdiskusi membahas dari hal sederhana hingga rumit yang sudah sangat jarang terlihat di lingkungan kampus dari situlah kami pada beberapa waktu yang lalu melalui bidang keilmuan menggagas adanya lapak baca dan diskusi pinggiran di lingkungan kampus ULM Banjarmasin”tuturnya.
Aulia menambahkan tentang harapan serta langkah dalam memperkenalkan lapak baca IMM ULM Banjarmasin ini
“Kami menempatkan Banner bertuliskan “sudah baca buku hari ini?" di sekitaran lapak baca untuk memberikan peringatan tentang kebiasaan membaca secara pribadi saya berharap dengan adanya lapak baca ini mampu menjadi pengaruh dan bermanfaat di lungkungan kampus, sasaran utama mahasiswa umum agar sadar bahwa pentinya membaca buku sekarang ini dan yang sudah rajin membaca buku bisa menjaga keisistiqomahannya untuk membaca buku”tambah mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP ULM Banjarmasin itu.
Adapun yang menjadi pemateri untuk diskusi pinggiran yang dilaksanakan pada sore harinya dalah IMMawan Muhammad Aminurrahman, Pemilik Lat’s Explore Outdoor yang juga merupakan kader IMM ULM Banjarmasin.
Amin menyampaikan pengalaman pribadinya dalam merintis usaha dan menyampaikan salah atu prinsip yang harus dimiliki seseorang dalam memulai usaha.
“Untuk memulai usaha kita haruslah berani mengambil keputusan yang berat dan siap menerima resiko atas keputusan yang diambil”tegas Mahasiswa PGSD FKIP ULM Banjarmasin itu. (mnashir)





Rabu, 25 Juli 2018

Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PK IMM) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin mengadakan buka puasa bersama dengananak – anak panti asuhan diPanti Asuhan Muhammadiyah Al Muhajirin Banjarmasin.


Kegiatan yang digelar pada jum'at, 1 juni 2018 mengangkat tema “Menumbuhkan Potensi Diri untuk Menjadikan Insan yang Lebih Baik di Bulan Penuh Berkah”
Humaidi Ketua Pelaksana Acara menyampaikan bahwa terselenggaranya kegiatan ini untuk meningkatkan rasa kepedulian kepada sesama.
Humaidi menambahkan, diangkatnya tema tersebut merupakan sebagai harapan dari pantia pelaksana agar kegiatan ini dapat menjadikan para kader IMM menjadi insan yang lebih baik.
Sementara itu, Aulia Kurnia Wati Ketua PK IMM ULM Banjarmasin menyampaikan rasa senang atas tersenleggeranya kegiatan ini.
“Saya mewakili pimpinan merasa senang atas terselenggaranya kegiatan ini, semoga kegiatan ini bisa dilaksanakan secara rutin setiap tahun dan mampu menjadi pembelajaran bagi kader IMM dan bisa membawa pengaruh positif untuk anak – anak panti asuhan Muhammadiyah Al Muhajirin,” pungkasnya.

Late post
Sumber: muhammadiyah.or.id

Rabu, 11 Juli 2018

     

        Rabu 11 Juli 2018, bertempat di Open Space ULM Banjarmasin pukul 16.30 PK IMM ULM telah kedatangan tamu dari PC IMM Kota Banjarmasin yang sedang melakukan safari Komisariat.
        Memang terlihat sangat sedikit kader yang bisa datang dikarenakan memang sudah memasuki masa liburan sehingga para kader perantauan kembali ke tanah masing2.
        Safari kali ini dari Pimpinan cabang diwakili oleh IMMawan Dwi Nurwahidin selaku Kabid Tabligh dan kajian keislaman. Dari komisariat ULM sendiri disambut oleh Aulia Kurna wati selaku ketum, khairiani noor rahmah selaku bendum, Aminurrahman selaku bidang ekowir, beberapa saat kemudian di susul oleh hanumna sabila nasution selaku sekum dan Kholida annisa selaku Kabid immawati.
        Safari ini memang bukan pertama kalinya. Safari kali ini PC IMM Kota Banjarmasin mengabarkan terkait pelaksanaan DAM Nasional Kota Banjarmasin 2018. Kemudian membahas permasalahan komisariat juga barang kali ada pesan untuk pimpinan cabang dari adik-adik komisariat.
       Tujuan safari ini untuk mendekatkan dan terus memantau serta menginfokan kegiatan atau keadaan real antara komisariat dan pimpinan cabang. (Kunwa)
     

Kamis, 14 Juni 2018

Gambar terkait
image source : karangan.id
Kamis, 17 Mei 2018 (LATE POST)
Kajian bulanan bidang tabligh IMM Komisariat ULM


            Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat istiewa bagi umat islam, kedatangannya sama seperti bulan-bulan lain yang hanya muncul sekali dalam setahun, namun, banyak sekali kesitimewaan pada bulan ini yang tak ada di bulan lain.
Apa saja sih keistimewaan bulan Ramadhan ?? Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh maghfirah, bulan yang dipenuhi ampunan dari Allah SWT. Selain itu, bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh rahmat, dipenuhi kasih sayang Allah. Dibulan ini kita diwajibkan untuk berpuasa, agar organ pencernaan kita mendapat kesempatan untuk mengistirahatkan diri setelah setahun penuh bekerja mencerna makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh kita. Kita juga jadi mengerti, bagaimana derita saudara kita kaum muslimin yang sedang kelaparan, yang sedang memperjuangkan negara mereka karena dijajah oleh orang-orang kafir dan yahudi.
Maka dari itu, tancapkan niat kita, kuatkan tekad kita untuk ikhlas dalam memperbanyakan amalan-amalan sholih, terutama hal-hal Sunnah. Lakukan amal ibadah sekuat tenagakita dan tanamkan dalam benak kita, “ANDAI INI RAMADHAN TERAKHIRKU”, karena hari esok siapa yang tahu ?
Mungkinkah kita masih hidup pada Ramadhan tahun depan? Atau mungkin pada besok hari kita sudah tidak bernyawa lagi? Jadikan itu motivasi dalam diri kita. Maka pada kesempatan Ramadhan ini kita perkuat, kita mantapkan dan perbanyak amalan-amalan wajib maupun sunnah untuk mendapat ampunan dan rahmat Allah SWT agar kelak kita mendapatkan hadiah terindah darinya.
Dan karena postingan ini baru muncul di akhir Ramadhan, maka hendaklah kita sama-sama berdo’a kepada Allah SWT agar dapat dipertemukan lagi dengan bulan Ramadhan di tahun berikutnya. Aamiin.

Letter from : IMMAWATI Khairunisa dan IMMAWATI Amalia Dianti

Billāhi fī sabīlil haq.

Fastabiqul khairat.


“Kami sekeluarga Pimpinan Komisariat IMM ULM Banjarmasin mengucapkan”
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1 SYAWAL 1439 H
Taqobbalallahu minna wa minkum
Barakallahu Fiikum

Senin, 23 April 2018



"Singkat cerita sebenarnya sempat terbesit di benak saya, ini kok responnya seperti ini, kira-kira berkenan tidak ya, dan banyak lagi pikiran-pikiran negative yang terlintas."
Saya ingin bercerita. Selasa, 17 April 2018 lalu kampus saya Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengadakan kunjungan studi banding di Universitas Pendidikan Indonesia tepatnya studi banding dengan Fakultas Pendidikan Ekonomi. Di UPI Pendidikan Ekonomi  adalah sebuah Fakultas, berbeda dengan pendidikan ekonomi di Universitas Lambung Mangkurat yang adalah sebuah Program Studi dengan memiliki dua konsentrasi Pendidikan Bisnis dan Pendidikan Akuntansi, namun saya do’akan kalau memang bisa, layak dan sesuai semoga Pendidikan Ekonomi di ULM juga segera menyusul menjadi sebuah Fakultas, Aamiin.
Beberapa hari sebelum keberangkatan saya sempat menghubungi seorang teman yang berkuliah di UPI Bandung. Sebenarnya saya seperti sudah lancang dan pe-de sekali kalau menyebut dia teman, mungkin kalau dia membaca cerita ini dia akan berucap “ai maneh saha?”  karena bertemu pun tidak pernah, jangankan bertemu, berkenalanpun baru saat pertama kali menghubunginya.
Singkat cerita sebenarnya sempat terbesit di benak saya, ini kok responnya seperti ini, kira-kira berkenan tidak ya, dan banyak lagi pikiran-pikiran negative yang terlintas. Namun, saya berusaha menghibur diri saya sendiri dengan berhusnudzon maklumlah kan yang dihubungi berjenis kelamin laki-laki, kalau terlalu mendayu-dayu nanti jatuhnya malah aneh. Dan tentunya penyemangat yang tak kalah kuat adalah ‘niat’ untuk apa saya ingin bertemu.
H-1 pun tiba lagi-lagi saya hubungi untuk bertanya kejelasan, karena mana ada manusia yang ingin di gantung, bisa matilah kita. Alhamdulillah setidaknya ada respon walau tetap saja ada sedikit rasa khawatir jika malah akan mengganggu aktivitas mereka. The power of pasrah.
The day, saya putuskan untuk tidak menghubungi, apapun yang terjadi yoweslah. Pukul 10.26 ada pesan masuk “gimana mbak udah di upi?”. Alhamdulillah. Singkat cerita tentu kita bertemu walaupun belum pernah bertemu ada satu tanda yang bakal mudah di ketahui, pakaian merah marron. Berbicara mengenai cara bertemu dengan orang baru jadi teringat dengan kisah pertemuan saya dan partner sebelum DAD, hanya iklan.Kembali ke topik. Alhamdulillah silaturahmi kita disambut hangat oleh teman-teman UPI, walau hanya berdua tetapi mereka yang menemui saya –kita- adalah para pejuang dan petinggi di PK IMM UPI, satu ketum demisioner dan satu ketum belum dilantik dalam artian fresh terpilih.
Sedikit sharing dengan mereka ternyata keadaan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di UPI dan di ULM tidak begitu jauh berbeda, apakah  memang keadaan ini terjadi rata-rata ada di setiap kampus PTN, atau hanya di beberapa saja?. Keadaan yang di maksud di sini sangat luas, baik negatif atau positif. Menurut pengamatan hanya terjadi di beberapa PTN saja, karena seperti di UIN Antasari Banjarmasin, Unair, dan banyak lagi mereka sudah mempunyai korkom yang artinya di kampusnya memiliki lebih dari satu komisariat, dan itu sunggu luar biasa. Tetapi sekali lagi di masing-masing komisariat saya sangat percaya pasti mempunyai kelebihan tersendiri baik di bidang keagamaan, keilmuan, dan kemasyaraktan.
Terima kasih kepada teman-teman dari Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UPI Bandung ketum Syahrun dan mantum Mas Amin yang sudah bersedia menemani saat di UPI, juga atas hasil bincang-bincang yang inhsaa Allah bisa diambil hikmahnya dan yang awalnya ingin jalan-jalan malah hanya duduk-duduk saja, yang sudah ngajak makan tapi kami merasa tidak enak dengan teman-teman yang lain, padahal sejujurnya ingin sekali merasakan makanan di kantin UPI dan itu termasuk ekspektasi saya. Ketika teman-teman yang lain hanya berjalan-jalan keliling UPI ditemani guide dari BEM saya hanya akan duduk-duduk di kantin seraya bercengkrama dengan anak-anak IMM UPI sambil melihat teman-teman yang lain keliling-liling, -terkesan jahat sekali ya, namun siapa sangka, bisa jadi hanya dengan duduk-duduk bisa jauh lebih banyak mendapat informasi dan banyak manfaat-  karena awalnya saya dapat bagian observasi.
Juga maafkan kami bila ada tingkah, ucapan, perbuatan dan langkah kami yang membuat tidak berkenan. Relakan. Semoga suatu waktu bisa bertemu atau sharing lagi.
Untuk kali ini hanya bisa menggunakan kalimat “ayo sama-sama berjuang bukan ayo berjuang sama-sama”, karena sudah terkait beda letak geografis, pun masih bisa digunakan “ayo berjuang sama-sama” tetapi dalam lingkup memajukan ikatan.
Sekian, panjang cerita dari perjalanan kehidupan, Alhamdulillah terima kasih atas segalanya

Billahi fii sabiilil haq, Fastabiqul Khairat

PK IMM ULM Banjarmasin dan PK IMM UPI





Sumber :aulia kunwa

Selasa, 27 Maret 2018





Islam Berkemajuan adalah paradigma baru yang ditawarkan Muhammadiyah untuk Indonesia masa depan. Paradigma baru ini perlu diturunkan ke dalam cabang-cabang keilmuan spesifik yang akan melahirkan teori-teori praktis dlam rangka mendukung visi dan misi Muhammadiyah di abad kedua. Seteah sukses melintasi abad pertama, paradigma tajdid Muhammadiyah perlu dtinjau kembali mengingat tantangan di abad kedua sama sekali berbeda dengan tantangan seabad silam.
Dengan prinsip Islam rahmatan lil ‘alamin, paradigma baru tajdid Muhammadiyah di abad kedua harus mampu merespo berbagai persoalan keumatan dan kebangsaan mutakhir. Tren pemikiran keislaman yang moderat, mencerahkan, dan memberdayakan lebih mendapat tempat ketimbang pemikiran keislaman yang radikal-ekstrem, eksklusif, dan cenderung normatif. Saat ini, umat manusia tengah menghadapi era keterbukaan di mana teknologi informasi dalam berbagai bentuknya telah mengubah pola pikir dan prilaku manusia. Isu-isu perdamaian, humanitarianisme, filantropi, perlindungan terhadap minoritas, kekerasan terhada anak, diskriminasi kaum perempuan, etika politik, budaya literasi, etika dunia cyber, dan lain lain layak mendapat sentuhan pemikiran tajdid di Muhammadiyah. Maka, peran kaum intelektual muda Muhammadiyah sangat dinanti-nanti dalam rangka mereformulasi konsep tajdid di masa depan.
Mengapa kaum muda yang menjadi penggerak tajdid?
Sejarah telah mebuktikan bahwa gerakan tajdid di negeri ini justru diinisiasi oleh kaum muda. Tesis Taufik Abdullah (1971) tentang pergerakan kaum muda di Sumatera Barat di awal abad ke-20 menegaskan bahwa peran kaum muda sangat fundamental dalam proses pembaruan Islam di tanah air. Kemudian Muhamamdiyah di Pulau Jawa pada awal abad ke-20 juga tidak lepas dari peran sental kaum muda di Kauman yang mendukung pembaruan Islam yang dimotori oleh KH. Ahmad Dahlan. Tokoh-tokoh seperti Syuja’, Hisyam, Mochtar, Fachrodin, Tamimuddari, Sjarkawi, Hadjid, dan lain-lain adalah kaum muda Kuman yang memiliki spirit tajdid dan merealisasikan paham keislaman baru dalam konteks kehidupan umat Islam ada waktu itu. kini, setelah Muhammadiyah berusia lebih dari satu abad, buah pemikiran dan amal mereka terus tumbuh dan berkembang pesat. Lembaga pendidikan, tradisi literasi dan media, rumah sakit da pelayanan sosial, gerakan tabligh, dan lain-lain.
Reformulasi tajdid Muhammadiyah sebenarnya sedang dimulai dengan menghadirkan konsep-konsep baru dalam pengelolaan berbagai majelis, lembaga dan amal usaha. Misalnya MPM dengan semangat pemberdayaan masyarakat terpencilnya, Majelis Diktilitbang dengan fomula kurikulum AIK-non muslimnya, Majelis Dikdasmen dengan standar peningkatan mutu pendidikannya, Majelis Pustaka dan Informasi dengan konsep fikih informasinya, LazisMu dan MDMC dengan semangat filantropi dan humanitarianismenya. Masing-masing telah melakukan berbagai terobosan baru yang bermula dari pemikiran-pemikiran progresif para pimpinan dan anggotanya. Artinya, pemikiran-pemikiran progresif tersebut sebenarnya berawal dari gagasan-gagasan individu yang belum menjadi pemikiran resmi di Muhammaidyah.
Nah, kaum muda milenial perlu mendapat ruang untuk mengartikulasikan gagasan-gagasan tajdid berkemajuan dalam bentuk kegitan ataupun forum ilmiah agar sejalan dengan visi dan misi Muhammadiyah dalam mewujudkan Islam untuk Indonesia yang berkemajuan. Dengan spirit tajdid dan ijtihad gerakan Islam berkemajuan untuk perdamaian, forum kegiatam ilmiah tersebut diarahkan untukmelembagakan dan mentransformasikan gerakan intelektualisme Islam di Muhammadiyah ke dalam strategi gerakan taktis dan strategis. (Abu Aksa, dalam Majalah Suara Muhammadiyah edisi no. 24 th. ke 102)

Billāhi fī sabīlil haq.
Fastabiqul khairat.

Kamis, 22 Maret 2018



Bismillah. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW.

Selepas itu, sebelumnya kami ungkapkan sesal yang cukup dalam tersebab blog ini sempat berdebu karena kesibukan (re: kelalaian) kami. Web ini seharusnya merekam setiap gerak IMM, khususnya di Kota Banjarmasin atau daerah Kalimantan Selatan sesuai dengan tekad awal kami. Akan tetapi memang, setiap perjuangan akan selalu menemui hambatan, sekecil apapun perjuangan pun hambatan tersebut.

Karenanya, kami bermaksud untuk menyuguhkan rekaman singkat dari pergerakan dan kegiatan yang di waktu pelaksanaannya tidak sempat kami publikasikan di sini, mencakup berita tentang IMM khususnya, maupun Persyarikatan Muhammadiyah dan Ortom pada umumnya dalam satu post ini. Karena itu, post ini diberi judul "Yang Terlewatkan". Hal ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab admin lama (yang kedepan akan purna atau pasif sebab perputaran kepemimpinan) dan terutama agar jejak-jejak tersebut tetap terekam rapi dalam alamat web ini.

Berikut kegiatan-kegiatan Yang Terlewatkan..
Check this out,


Musyawarah Komisariat PK IMM UNLAM Banjarmasin 2016/2017

Tanwir Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Pelantikan PK IMM ULM Banjarmasin Periode 2018

Workshop Pemberdayaan Difabel oleh Relawan Al-Maun MPM Kalsel

Rangkaian Acara Milad IMM ke-54 oleh IMM Kota Banjarmasin

Dialog Lingkungan oleh DPD IMM Kalsel, Deklarasi Bersama Cipayung Plus dan Masyarakat Adat

Diskusi oleh Bidang Hikmah PC IMM Kota Banjarmasin

Kajian Bulanan PC IMM Kota Banjarmasin

Gerakan Banjarmasin Berhijab oleh Bidang IMMawati PC IMM Kota Banjarmasin

Upgrading PK IMM ULM Banjarmasin

IMMawati Camp oleh Bidang IMMawati DPD IMM Kalsel

Kajian Bulanan oleh Bidang Tabligh PK IMM ULM Banjarmasin

Workshop Jurnalistik dan Pelantikan PK IMM Kayuh Baimbai


Demikian,

Billāhi fī sabīlil haq.
Fastabiqul khairat.



Minggu, 18 Maret 2018


Bagaimana sebenarnya hukum puasa di bulan Rajab ini? Adakah tuntutannya? 

Bisa dikatakan bahwa asal-muasal orang melakukan puasa Rajab berangkat dari berbagai riwayat yang dianggapnya  hadits Nabi saw, padahal sebenarnya sama sekali bukan. Karena apa yang dianggapnya hadits itu, dilihat dari sudut pandang Ilmu Hadits adalah tidak sah (dla’if), bahkan banyak yang palsu (maudlu’). Berikut ini adalah beberapa riwayat lemah tersebut.
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ نَهْرًا يُقَالُ لَهُ: رَجَبٌ أَشَدَّ بِيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ وَ أَحْلَى مِنَ الْعَسَلِ مَنْ صَامَ يَوْماً مِنْ رَجَبٍ سَقَاهُ اللهُ مِنْ ذَلِكَ النَّهْرِ قَالَ ابْنُ الْجَوْزِيْ فِي أَسْنَى الْمَطَالِبِ: لاَيَصِحُّ، وَقَالَ الذَّهَبِي: بَاطِلٌ
Sesungguhnya di surga ada sebuah sungai bernama “sungai Rajab” yang airnya lebih putih daripada susu, rasanya lebih manis daripada madu. Barang siapa berpuasa sehari dari bulan Rajab itu, dia akan diberi minum oleh Allah dari sungai tersebut.

Kata Ibnul Jauzi dalam Asnal Mathalib : Hadits tersebut tidak sah. Sedang adz-Dzahabi mengatakan: batil.
صَوْمُ أَوَّلِ يَوْمٍ مِنْ رَجَبٍ كَفَّارَةُ ثَلاَثِ سِنِيْنَ وَالثَّانِي كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ وَالثَّالِثِ كَفَّارَةُ سَنَةٍ ثُمَّ كُلِّ يَوْمٍ شَهْرًا) أَيْ صَوْمُ كَلِّ يَوْمٍ مِنْ أَيَّامِهِ الْبَاقِيَّةِ بَعْدْ الثَّلاَثِ يُكَفِّرُ شَهْرًا. ذَكَرَهُ فِي الْجَامِعِ عَنِ الْخَلاَّلِ وَضَعَّفَهُ، وَقَالَ شَارِحُهُ: إِسْنَادُهُ سَاقِطٌ.
“Puasa Rajab di hari pertama itu bisa menghapus dosa-dosa tiga tahun, sedang di hari kedua bisa menghapus dosa-dosa dua tahun, dan di hari ketiga bisa menghapus dosa-dosa setahun, dan di hari-hari berikutnya untuk setiap  harinya bisa menghapus dosa sebulan.” 

As-Suyuthi mencatat hadits tersebut dalam bukunya al-Jami’ush Shaghiir dari al-Khallal dan dia mendla’ifkannya. Sementara pensyarahnya mengatakan: Sanad hadits tersebut saqith (gugur).
فَضْلُ شَهْرِ رَجَبٍ عَلَى الشُّهُوْرِ كَفَضْلِ الْقُرْآنِ عَلَى سَائِرِ الْكَلاَمِ. قَالَ عَلِيُّ اْلقَارِي: قَالَ الْعَسْقَلاَنِي: مَوْضُوْعٌ
Keutamaan bulan Rajab dibandingkan dengan bulan-bulan lain adalah seperti keutamaan kalamullah melebihi segala macam omongan. 

Ali al-Qari mengatakan, bahwa al-Asqalani mengatakan: Hadits ini maudhu’/palsu.
Apakah memang benar-benar tidak ada riwayat shahih yang khusus meriwayatkan Nabi pernah berpuasa pada bulan rajab. Jawabnya, memang riwayat seperti itu, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim sebagai berikut.
عَنْ عُثْمَانُ بْنُ حَكِيمٍ الْأَنْصَارِيُّ قَالَ سَأَلْتُ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ عَنْ صَوْمِ رَجَبٍ وَنَحْنُ يَوْمَئِذٍ فِي رَجَبٍ فَقَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يَصُومُ
Utsman bin Hakim al-Anshari meriwayatkan, katanya: Aku pernah bertanya kepada Said bin Jubair seputar puasa Rajab, yang waktu itu kami sedang berada di bulan Rajab, maka jawabnya: Aku pernah mendengar Ibnu Abbas mengatakan: Rasulullah saw pernah berpuasa (Rajab) hingga kami mengira bahwa beliau tidak pernah berbuka, tetapi beliaupun berbuka hingga kami mengira bahwa beliau tidak pernah berpuasa. (HR Muslim).
Namun, Imam an-Nawawi dalam Syarah Muslim mengatakan tentang hadits ini sebagai berikut:
الظَّاهِر أَنَّ مُرَادَ سَعِيد بْن جُبَيْر بِهَذَا اْلإِسْتِدْلاَلِ أَنَّهُ لاَ نَهْيَ عَنْهُ، وَلاَ نَدْبَ فِيهِ لِعَيْنِهِ، بَلْ لَهُ حُكْمٌ بَاقِي الشُّهُورِ، وَلَمْ يَثْبُتْ فِي صَوْمِ رَجَبٍ نَهْيٌ وَلاَ نَدْبٌ لِعَيْنِهِ، وَلَكِنَّ أَصْلَ الصَّوْمِ مَنْدُوبٌ إِلَيْهِ، وَفِي سُنَن أَبِي دَاوُدَ أَنَّ رَسُولَ اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَدَبَ إِلَى الصَّوْمِ مِنْ اْلأَشْهُرِ الْحُرُمِ، وَرَجَبٌ أَحَدُهَا
Zhahirnya apa yang dimaksud oleh Said bin Jubair terhadap riwayat yang dikatakan oleh Ibnu Abbas tersebut, bahwa berpuasa di bulan Rajab itu tidak ada larangan, juga tidak ada sunat khusus. Namun puasa itu sendiri (selain Ramadhan) adalah sunat. Sementara dalam Sunan Abu Daud dikatakan : “Bahwa Rasulullah saw menyunatkan berpuasa di bulan- bulan haram, sedang Rajab adalah salah satu dari bulan-bulan haram itu.” Yakni, di bulan- bulan haram, antara lain Rajab, disunatkan berpuasa, tetapi tidak ada puasa khusus selain puasa Arafah ( 9 Dzilhijjah) dan ‘asyura (10 Muharram).
Karena itu Ibnul Qayim mengatakan:
 وَلَمْ يَصُمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الثَّلاَثَةَ اْلأَشْهُرَ سِرْدًا كَمَا يَفْعَلُهُ بَعْضُ النَّاسِ وَلاَ صَامَ رَجَبًا قَطٌّ وَلاَ اسْتَحَبَّ صِيَامَهُ بَلْ رَوَى عَنْهُ النَّهْيُ عَنْ صِيَامِهِ، رَوَاهُ ابْنُ مَاجَّةِ
Nabi Muhammad saw tidak pernah puasa tiga bulan berturut-turut seperti yang biasa dilakukan oleh sebagian orang, juga tidak pernah berpuasa Rajab (secara khusus), juga tidak pernah menganjurkannya. Bahkan diriwayatkan oleh Ibnu Majah bahwa Rasulullah saw melarangnya.
Dalam kitab al-Ba’its dikatakan:
إِنَّ الصِّدِّيْقَ أَنْكَرَ عَلَى أَهْلِهِ صِيَامِهِ، وَ أَنَّ عُمَرَ كَانَ يَضْرِبُ بِالدَّرَّةِ صَوَامِهِ وَيَقُوْلُ: إِنَّمَا هُوَ شَهْرٌ كَانَتْ تَعَظَّمَهُ الْجَاهِلِيَّةُ
Abu Bakar as-Siddiq menghardik keluarganya yang berpuasa Rajab. Sedang Umar pernah memukul orang yang sedang berpuasa Rajab dengan tongkat seraya berucap: Bulan Rajab hanyalah bulan yang biasa diagung-agungkan oleh masyarakat Jahiliyah.
Artinya, riwayat yang membicarakan puasa Rajab hanyalah hadits yang sifatnya umum yang memotivasi untuk melakukan puasa tiga hari setiap bulannya (ayyamul bidh) yaitu 13, 14, 15 dari bulan hijriyah. Juga dalil yang ada sifatnya umum yang berisi motivasi untuk melakukan puasa pada bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab). Begitu pula ada anjuran puasa pada hari Senin dan Kamis. Puasa Rajab masuk dalam keumuman anjuran puasa tadi.
Kesimpulannya, puasa Rajab secara khusus tidak ada, apalagi sampai ditentukan mulai tanggal 1 sampai 27. Sementara puasa Sunat, seperti Senin-Kamis, Daud atau Ayyamul Bidh di bulan Rajab itu baik-baik saja, berdasarkan anjuran Nabi untuk berpuasa di bulan-bulan haram. Jika ingin puasa Rajab, maka pilihlah hari-hari yang disunnahkan: bisa ayyamul bidh, atau Senin-Kami. Adapun pengkhususan bulan Rajab dengan puasa pada hari tertentu, tidak ada dalil yang mensyariahkannya.
Wallahu a’lam.
Sumber: PWMU

Catatan tambahan: Juga tidak menjadi masalah apabila hendak memperbanyak puasa di Bulan Rajab (selain puasa-puasa sunnah yang biasa dilakukan pada bulan-bulan lain, berdasarkan anjuran untuk memperbanyak puasa di bulan-bulan Haram, dan Rajab adalah satu di antara 4 bulan Haram, selama tidak mengkhususkannya pada hari atau sejumlah tanggal tertentu. (red) Wallahu a’lam.



Billāhi fī sabīlil haq.

Fastabiqul khairat.

Senin, 01 Januari 2018



Banjarmasin, Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Banjarmasin Pada (23/12) Melaksanakan penanda tanganan Kerja sama dengan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalimantan Selatan.
Pelaksanaan penanda tanganan tersebut disisipkan dalam rangkaian kegiatan kajian bulanan yang dilaksanakan oleh Bidang tabligh dan kajian keislaman PC IMM Kota Banjarmasin di Aula Universitas Muhammadiyah Banjarmasin .
Muhammad Nasir selaku Ketua Umum Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Banjarmasin menyampaikan bahwa ats nama kelembagaan tentu sangat bahagia dan tersanjung atas kepercayaan yang di berikan ayahanda MPM PWM Kalimantan Selatan dalam hal kerja sama pemberdayaan masyarakat.
Adapun kerja sama pemberdyaaan ini merupkan bentuk realisasi salah satu trilogi IMM yakni humanitas (Kemasyarakatan), saya mendukung secara penuh untuk pergerakan kedepanya dari kader IMM di kota Banjarmasin untuk ikut dalam mewujudkan tujuan yang dikehendaki bersama dalam dalam hal pemberdayaan masyakarat, tambahnya
Herliansyah sebagai ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat menyampaikan bahwa dengan adanya kerja sama ini saya mengharapkan kepada mahasiswa sebagai pemuda juga ikut andil bersama sama MPM PWM Kalimantan Selatan dalam pemberdayaan masyarakat terkhusus di kota Banjarmasin. Dalam isi kerja sama ini kami bersepakat akan memprioritaskan pemberdayaan difabel di kota Banjarmasin.
Sebagai bentuk realisasi kerjama sama ini beberapa waktu yang lalu antara PC IMM Kota Banjarmasin dan MPM PWM Kalimantan Selatan telah menyepakati membuat “Relawan Al-Maun” untuk mengakomodir mahasiswa secara umum di kota Banjarmasin untuk ikut terlibat dalam pemberdayaan masyarakat. Adapun relawan al-maun nantinya akan di koordinir oleh PC IMM Kota Banjarmasin melalui Bidang Sosial Pemberdayaan Masyarakat. (MN)